Rabu, 27 April 2016
Cara Melestarikan Makanan Tradisional
TAK kenal maka tak sayang. Demikian juga dengan makanan tradisional. Menjamurnya makanan mancanegara di Ibu Kota, membuat makanan tradisional seolah kini mulai ditinggalkan. Pasalnya, berbagai makanan mancanegara mudah ditemukan.
Bahkan, banyak yang beranggapan bahwa masakan mancanegara itu jauh lebih enak. Padahal, secara tidak sadar hal ini justru akan ‘menjajah’ si kecil dengan taste makanan luar.
Untuk itu, demi melestarikan aneka masakan tradisional, sudah seharusnya anak-anak dikenalkan sejak dini terhadap makanan tradisional. Salah satu caranya adalah dengan menyuguhkan minimal masakan rumah agar anak-anak terbiasa.
"Makanan tradisional itu perlu dilestarikan. Salah satu caranya adalah dengan mengenalkan masakan tersebut ke anak-anak agar mereka terbiasa," jelas Ratih Ibrahim, psikolog keluarga, di Jakarta.
Hal ini perlu dilakukan dan dibiasakan. Pasalnya, Ratih menambahkan, dengan minimal menyajikan masakan rumahan anak-anak akan terbiasa dengan makanan tersebut. "Ini peran kita juga sebagai seorang ibu. Karena kalau bukan kita siapa lagi," tutupnya.
(ndr)
Contoh Kuliner Rakyat Indonesia (Kue-Kue Tradisional)
nagasari, makanan khas indonesia, jajanan khas indonesia, makanan tradisionalNagasari merupakan jenis makanan tradisional khas Indonesia. Sebagai jajanan khas Indonesia, nagasari cukup diminati karena teksturnya yang lembut dan empuk. Kue ini berasal dari daerah jawa. Dibuat dari tepung beras, berisi pisang, dan dibungkus daun pisang. Biasa dijumpai di pasar, pusat-pusat makanan tradisional, atau acara selamatan di masyarakat jawa
Grontol. Bahan bakunya cuma jagung yang dipipil, jagung lokal saja, tidak perlu yang corn sweet. Rebus bersama sedikit garam dan kapur sirih. Bila sudah merekah biji jagungnya, segera angkat dan tiriskan. Taburkan kelapa parut kukus, campurkan sedikit gula pasir.
Wajik biasanya dibuat dengan metode memasak ketan dengan rebusan gula hingga kalis. Cara ini tidak praktis dan menjadikan butiran ketan hancur karena terlalu lama diaduk. Resep wajik kukus merupakan cara baru.
Tiwul sebagai makanan khas daerah Wonosari ada juga di daerah Pacitan dan Wonogiri. Bahan baku tiwul berupa ketela pohon atau singkong yang dikeringkan kemudian dihaluskan dengan lumpang batu. Tepung singkong ini lalu dicampur dengan parutan kelapa dan gula jawa. Tanpa dicampur bahan pengawet dan pewangi makanan, tiwul khas desa ini mampu bertahan 24 jam.
gethukGethuk, makanan ini terbuat dari singkong rebus yang sudah dilumatkan dan dicampur dengan gula merah. Ketika dingin, gethuk ini dipotong-potong dan disajikan dengan taburan parutan kelapa muda di atasnya.
AwugAwug adalah jajanan khas yang dibuat dari tepung beras dicampur parutan kelapa dan gula merah. Di Tatar Sunda, awug dibuat dalam bentuk piramida berukuran besar, dan kemudian dipotong-potong.
Di berbagai daerah Nusantara dapat dijumpai pula jajanan sejenis, tetapi biasanya dibungkus individual dalam ukuran kecil. Misalnya, di Sulawesi Utara, jajanan seperti ini disebut koyabu, dibungkus daun pisang atau daun pandan.
Kuliner asing yang kita lihat untuk makanan pokok saja sudah banyak.Misalnya saja seperti kentucky.Membuat masyarakat semakin malas dari satu sisi.Di sisi yang lain, semakin menggeser kedudukan kuliner rakyat yang mungkin saja tidak kalah lezatnya.
Fenomena yang terlihat di masyarakat tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya masyarakat lebih meminati makanan asing daripada makanan tradisional. Bakso merupakan makanan dari Cina,maupun dari Spanyol. Sepanjang jalan di Kota Medan ini secara khusus kita melihat sudah menjamur akan warung-warung yang menyediakan bakso tersebut. Masih banyak makanan lainya yang barangkali sudah pernah kita makan. Hal tersebut adalah disebabkan karena ”gengsi” dari masyarakat itu sendiri dan kemasan dari makanan asing yang lebih menarik konsumen.
Seandainya makanan tradisional pun jika dikemas lebih baik dari yang seperi telah kita kenal mungkin akan lebih menarik minat para konsumen dan mendapatkan tempat yang lebih dikalangan pecinta kuliner tradisional.
Arus globalisasi yang melanda seluruh negara di dunia terutama Indonesia ikut juga berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan, salah satunya adalah kuliner rakyat. Penulis menyimpulkan bahwa kuliner tradisional yang beragam dari tiap-tiap suku bangsa di Indonesia kini mulai digusur oleh makanan asing.
Melestarikan kuliner tradisional melalui kantin kampus merupakan penerapan yang baru.Hal ini merupakan suatu kegiatan maupun acara yang jarang dilakukan masyarakat kampus seluruh Indonesia, sehingga membutuhkan sosialisasi pada seluruh civitas akademika Unimed. Belum lama ini Institut Teknologi Bandung telah berhasil untuk melaksanakan acara pameran kuliner rakyat untuk Wilayah Jawa Timur. Berbagai macam Kuliner mereka tampilkan ketika acara pameran tersebut.
Dalam rangka melestarikan unsur budaya tersebut maka penulis menggagas supaya dilaksanakan pameran kuliner rakyat dari semua etnis suku bangsa yang ada di kampus Unimed.
Pelaksanaan pelestarian unsur budaya kuliner rakyat ini dapat diwajibkan terhadap seluruh kantin di kampus Unimed pada saat acara-acara tertentu. Misalnya saja ketika merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Alangkah baiknya mengenang sejarah melalui acara pameran makanan tradisional. Selain itu wajib dalam sebulan satu kali pemilik kantin menyediakan hidangan berupa kuliner tradisional.
Menurut mantan Presiden Soeharto (Oka A.Yoeti,1985;51), menyatakan betapa pentingnya memperkokoh warisan budaya bangsa untuk memperkuat kepribadian, sebab jika tidak kepribadian bangsa akan menjadi lembek dan lemah. Sebab tidak mustahil warisan budaya Indonesia akan lenyap dilanda arus pembangunan, globalisasi dan modernisasi yang mengalir dengan derasnya. Bila hal itu terjadi bangsa ini akan kehilangan miliknya yang sangat berharga dan lenyap tanpa bekas.
Langganan:
Postingan (Atom)